Kebakaran Pabrik di Bekasi, RS Polri Tak Batasi Waktu Identifikasi Korban

Kebakaran Pabrik di Bekasi

Tragedi kebakaran hebat melanda sebuah pabrik di Bekasi pada awal November 2024, menewaskan sejumlah pekerja dan melukai puluhan lainnya. Kebakaran yang terjadi di kawasan industri tersebut mengakibatkan korban jiwa dengan kondisi tubuh yang sulit di kenali, sehingga proses identifikasi memerlukan ketelitian dan waktu yang cukup lama. Untuk mendukung proses identifikasi korban yang membutuhkan waktu panjang, Rumah Sakit (RS) Polri menyatakan tidak akan membatasi waktu identifikasi hingga seluruh korban berhasil di kenali dan di identifikasi dengan tepat.

Kronologi Kebakaran Pabrik di Bekasi

Kebakaran terjadi di sebuah pabrik di kawasan industri Jababeka, Kabupaten Bekasi. Berdasarkan keterangan yang di dapat dari saksi mata dan pihak berwenang, kebakaran di duga berawal dari adanya korsleting listrik di salah satu area produksi. Api dengan cepat menjalar ke berbagai bagian pabrik, mengingat di area tersebut terdapat bahan-bahan yang mudah terbakar. Kencangnya angin dan minimnya jalur evakuasi juga memperparah situasi, menyebabkan banyak pekerja kesulitan keluar dari area pabrik.

Dalam kebakaran ini, puluhan pekerja berhasil di evakuasi oleh tim pemadam kebakaran dan relawan, namun sejumlah pekerja di temukan dalam kondisi tidak bernyawa. Api baru bisa di padamkan setelah beberapa jam oleh tim pemadam kebakaran yang bekerja keras di lokasi kejadian.

Proses Identifikasi Korban di RS Polri

Korban kebakaran yang mengalami luka parah dan kondisi tubuh yang sulit di kenali kemudian di bawa ke RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, untuk menjalani proses identifikasi. Dalam kasus kebakaran dengan kondisi korban yang terbakar hebat, proses identifikasi membutuhkan waktu dan teknik forensik yang lebih kompleks. Proses ini melibatkan identifikasi melalui pencocokan DNA, sidik jari, dan data medis lainnya.

Menurut pihak RS Polri, tim forensik berkomitmen untuk melakukan identifikasi secara teliti dan akurat, mengingat pentingnya memastikan identitas setiap korban dengan benar sebelum di serahkan kepada keluarga. Oleh karena itu, pihak rumah sakit tidak memberikan batasan waktu dalam proses ini agar setiap korban dapat di kenali dengan pasti, meskipun membutuhkan waktu lebih lama dari biasanya.

Metode Identifikasi yang Di terapkan

Dalam proses identifikasi korban kebakaran, RS Polri menerapkan beberapa metode untuk mempermudah dan mempercepat identifikasi, meski kondisi korban cukup sulit di kenali. Berikut beberapa metode yang di gunakan:

  • Identifikasi Melalui DNA: Pencocokan DNA di lakukan dengan mengambil sampel dari korban yang kemudian di bandingkan dengan sampel DNA dari keluarga korban. Proses ini cukup memakan waktu, namun memiliki tingkat akurasi yang tinggi, terutama untuk korban yang mengalami luka bakar parah.
  • Pemeriksaan Sidik Jari: Jika kondisi sidik jari korban masih memungkinkan untuk di periksa, sidik jari akan di cocokkan dengan data yang ada di sistem identifikasi kependudukan. Metode ini lebih cepat, namun penggunaannya terbatas pada korban dengan kondisi tertentu.
  • Pemeriksaan Medis dan Gigi: Data medis seperti catatan perawatan kesehatan dan catatan gigi dari keluarga korban juga dapat di gunakan dalam identifikasi. Catatan ini membantu mempercepat proses pencocokan, terutama jika ada ciri khas pada tubuh korban.

Komitmen RS Polri untuk Tidak Membatasi Waktu Identifikasi

Dalam pernyataan resminya, RS Polri menegaskan bahwa mereka tidak akan membatasi waktu yang di butuhkan untuk mengidentifikasi korban kebakaran. Kebijakan ini diambil untuk menghormati para korban dan keluarga yang menantikan kejelasan mengenai nasib anggota keluarga mereka. Keluarga korban di beri pemahaman bahwa proses ini bisa memakan waktu lebih lama mengingat kompleksitas kasus.

Pihak RS Polri juga menyediakan tempat khusus untuk keluarga korban agar dapat menunggu dan memantau perkembangan proses identifikasi secara langsung. Di tempat tersebut, keluarga korban bisa mendapatkan informasi terkini dari tim forensik serta menerima pendampingan psikologis. Langkah ini di ambil sebagai bentuk empati dan dukungan kepada keluarga korban yang sedang berduka.